Selasa, 15 November 2011

Factor yang mempengaruhi produksi ASI


http://www.infogizi.com/wp-content/uploads/2011/04/Factor-yang-mempengaruhi-produksi-ASI-300x234.jpg
1. Kondisi ibu yang sehat dan tanpa stress.
2. Isapan bayi yang benar pada saat bayi menyusui tanpa jadwal.
3. Kecukupan gizi dan cairan ibu.
Secara psikologis, keadaan ini membuat proses pembentukan rahang bayi menjadi lebih maju. Membiasakan anak dengan menyuapi, kebiasaan ini akan membentuk pribadi anak menjadi malas dan kurang berusaha. Pemberian susu botoljuga membuat kebiasaan menyusu bayi berubah. Bayi akan menyusu pada botol, yaitu sering menunggu ASI menetes . Oleh karena itu, bayi akan kecewa dan , malas menyusu pada ibunya. Pada akhirnya mengakibatkan produksi ASI berkurang atau berhenti. Bingung putting, karena tidak puas bayi dapat menghisap putting dengan kuat sehingga dapat menimbulkan iritasi (luka) pada sekitar putting susu. Bila terjadi luka, ibu akan merasa nyeri pada waktu menyusui sehingga ibu akan takut untuk menyusui.
Kondisi ini seperti lingkaran setan yang akhirnya ASI akan terhenti dan tentu sangat merugikan bayi. Bila bayi harus ditinggal ibu untuk berkerja, ibu dapat memerah ASI dan ditampung di dalam gelas. Selanjutnya, pada saat pemberian kepada bayi, gunakan sendok secara perlahan-lahan sehingga refleks menghisap bayi tidak terpengaruh dan tidak berubah pada saat menyusu kembali.
Kesimpulan, bila terjadi hambatan atau gangguan, bayi akan kurang mendapatkan ASI. Penambahan pemberian susu kepada bayi, sebaiknya menggunakan sendok agar bayi tidak ‘bingung puting’. Dengan bayi sering menyusu secara benar, payudara sampai benar-benar kosong berarti merangsang produksi ASI semakin optimal sesuai dengan kebutuhan bayi sehingga bayi akan cukup dengan menyusu saja sampai bayi berumur 6 bulan. Dengan tidak memberi dot berarti ibu memacu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar