1. MENGIDENTIFIKASI MASALAH
1) Prevalensi GAKY
Berdasarkan hasil survey di Kota Yogyakarta pada tahun 2007 dari 45 kelurahan yang ada, 25 kelurahan telah menggunakan garam beryodium baik (55,56%) sedangkan pada tahun 2006 sebanyak 28 kelurahan (62,22%), yang berarti ada penurunan cakupan penggunaan garam beryodium di Yogyakarta, dan angka ini masih di bawah target Nasional berdasarkan SPM yaitu 90% dengan garam beryodium baik.
2) Kekurangan Vitamin A
Balita yang mendapat tablet vitamin A sebanyak 2 kali dalam satu tahun di wilayah kota Yogyakarta tahun 2006 ada 89% dan pada tahun 2007 ada 92,94%. Cakupan balita yang mendapat vitamin A 2 kali di kota Yogyakarta untuk tahun 2007 masih di bawah target pelayanan minimal nasional yaitu 100% disebabkan balita yang pada saat imunisasi sedang berada di luar wilayah.
3) Keluarga Sadar Gizi
Pemberian ASI secara eklusif selama 6 bulan merupakan indikator dalam Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) yang diharapkan.Cakupan bayi yang mendapat ASI ekslusif berturut-turut dari tahun 2003 – 2007 adalah 30,54% ; 38,14% ; 31,46% ; 46,12% dan 40,29%.
Ada peningkatan dari tahun 2003 sampai 2006, tetapi pada tahun 2007 mengalami penrunan yang cukup tajam. Hal ini karena belum memenuhi target nasional sebesar 80% bayi mendapatkan ASI ekslusif.
4) Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
Berdasarkan hasil SUSENAS yang tertuang dalam Nutrition Map of Indonesia tahun 2007, jumlah penduduk rawan pangan terendah ada di Propinsi Bali yaitu sebesar 4,8%, dan tertinggi di DIY yaitu mencapai 20% pada tahun 2006-2007. Hal ini masih jauh dari target minimal nasional Indonesia.
Tabel 1. Identifikasi Masalah
Standar Pelayanan Minimal Indikator Kerja | Puskesmas | Target Nasional | |||
2005 | 2006 | 2007 | Gap | ||
Prevalensi Garam Beryodium baik | - | 62,22% | 55,56% | 34,44% | 90% |
Kekurangan Vitamin A | - | 89% | 92,94% | 7,06% | 100% |
Keluarga Sadar Gizi | 31,46% | 46,12% | 40,29% | 39,71% | 80% |
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (rawan pangan) | - | 20% | 20% | 60% | 80% |
2. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Penentuan prioritas masalah menggunakan metode ranking dari berbagai kriteria sebagai berikut:
1. Magnitude(M) atau besaran masalah
2. Scope (Sc) atau luasnya masalah
3. Trend (T) atau kecenderungan dari tahun ketahun
4. Urgency (U) atau tungkat kemendesakan
5. Feasibility (F) atau kemudahan dari aspek sumber daya, waktu, teknologi, metode.
6. Support (Sp) atau dukungan dari stakeholders.
Skor : 1-10
Tabel 2. Penentuan Prioritas Masalah
NO. | MASALAH KESEHATAN | KRITERIA | SKOR | |||||
M | SC | T | U | F | SP | |||
1. | GAKY | 7 | 8 | 9 | 9 | 7 | 9 | 49 |
2. | KVA | 8 | 7 | 8 | 8 | 7 | 6 | 44 |
3. | KADARZI | 7 | 6 | 8 | 8 | 8 | 6 | 43 |
4. | Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi | 9 | 9 | 8 | 9 | 9 | 8 | 52 |
Berdasarkan analisis tersebut, dapat ditetapkan yaitu Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi atau rawan pangan sebagai prioritas dari masalah. Dari prioritas masalah tersebut, adapun program gizi yang dapat diusulkan antara lain :
1. Ketersediaan pangan per wilayah
2. Peningkatan akses terhadap pangan
3. Keamanan pangan meliputi ; pengawasan pangan sebelum beredar, pengawasan produk pangan beredar, kasus keracunan makanan,
3. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Menentukan alternatif pemecahan masalah menggunakan beberapa kriteria yaitu:
- Biaya
- Pencapaian sasaran
- Kemudahan administrasi
- Persyaratan hukum
- Pemerataan
- Waktu
- Sosbud
- Lingkungan
Tabel 3. Alternatif Pemecahan Masalah
NO | KRITERIA | PEMECAHAN MASALAH | ||
A | B | C | ||
1 | Biaya | 7 | 9 | 8 |
2 | Pencapaian sasaran | 6 | 9 | 6 |
3 | Kemudahan adm | 7 | 9 | 7 |
4 | Pemerataan | 6 | 8 | 6 |
5 | Waktu | 6 | 8 | 6 |
6 | Sosbud | 6 | 8 | 8 |
7 | Lingkungan | 7 | 8 | 8 |
8 | Persyaratan hokum | 7 | 9 | 8 |
JUMLAH NILAI | 52 | 68 | 61 | |
URUTAN PRIORITAS | I | II | III |
Keterangan:
Skor : 1-10
A : Ketersediaan pangan per wilayah
B : Peningkatan akses terhadap pangan
C : Keamanan pangan meliputi ; pengawasan pangan sebelum beredar,
pengawasan produk pangan beredar, kasus keracunan makanan.
4. PERENCANAAN PROGRAM GIZI
A. Tujuan
Untuk menjamin agar rumah tangga dan individu memiliki akses terhadap pangan yang tersedia dalam jumlah yang mencukupi.
B. Sasaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar